Selasa, 14 Juli 2015

Jangan Meragukanku Walau Sepatah Kata

Tetaplah menjadi seseorang yang mampu meluluhkan hatiku, seperti sejak saat pertama kali aku mengenalmu. Sebab Cinta selalu bisa memilih bersama. Selalu menjadi kuat denganku, menghadapi apa saja yang menawarkan pilu. Kita hadang sedih-sedih yang datang, kita buang segala hal buruk yang akan merusak kenangan. Denganmu apa saja semua akan terasa lebih baik. Denganmu aku ingin menempuh jalan berbatu dan menyebrangi bukit-bukit. Menemukan tempat bertenang sebahagia mungkin. Menikmati pahit manisnya jatuh cinta. Kita bangun hidup dengan suka cita. Kita tempuh jalan-jalan yang tak pernah kita duga. Lalu pulang membawa bahagia.

Perasaan bisa jatuh kepada banyak hati, namun aku memilih untuk berhenti. Denganmu saja, tak perlu kau tanya lagi. Kita susun rencana-rencana, kita jalani dengan jatuh dan bangunnya cinta. Kita jaga segala hal yang kita tanam penuh rasa suka. Jangan biarkan lara dan duka berlama-lama. Peluk aku dan rasakan segalanya untukmu. Rasakan rinduku yang berjaga ditenang dan gusar lelapmu. Kelak kita akan mengenang lagi bagaimana kita melalui semua ini. Pada waktu itu aku ingin kau tersenyum dan menyadari, kau memang tak akan pernah terganti. Kita adalah dua hati yang akan susah senang tetap mencintai.

Banyak yang menawarkan dan bisa membuat bahagia. Namun kau saja yang ingin kujadikan seseorang yang disebut berdua. Teman hidup berbagi banyak perkara. Orang yang akan kupeluk saat rapuh dan bahagia. Tempat mencurahkan segala rasa di dada. Kau saja, Cinta itu. Jangan Meragukanku Walau Sepatah Kata. Sebab tak ada yang lain yang mampu membuatku jatuh cinta sedalam-dalamnya jatuh cinta. Kau cinta itu, rindu berlabuh kepadamu. Aku menemukan sesuatu yang lebih agung dari sekedar peluk saat bertemu bersamamu.

Kemana saja pergi hati kubawa, kau saja yang ingin kuingat meski begitu banyak yang menarik terlihat. Meski begitu banyak perasaan baru mendekat. Namun di dadamu setiaku mengikat. Tidak akan luluh oleh apa pun juga, selain luluh sebab semua berasal darimu saja. Kau tidak perlu mencari lagi, Seperti aku yang selalu ingin kembali. Bersenang-senanglah di kepala, jaga semua perasaan baik yang tumbuh di dada, berdua kita rajut kenangan yang nanti akan terasa indah diingat kala usia kita mulai senja.


Perasaan yang memilih tetap ada

Mungkin ini tidak penting bagimu. Bagian yang mungkin membuatmu bosan. Sebab, perasaanmu tidak sama dengan apa yang aku rasakan.
Percakapan-percakapan tak jelas itu, mungkin hal yang tidak terlalu berarti bagimu. Juga chat dan pesan singkat yang lebih sering kau balas dengan satu dua kata saja. Dan terkadang, kau begitu menyebalkan. Hanya membalas dengan satu huruf "Y". Namun semua itu menjadi penting bagiku. Aku hanya ingin tahu, bahwa kau masih ada. 

Mengetahui kabarmu dan memastikan kau baik-baik saja adalah salah satu cara yang membuatku tetap bahagia. Ini bukan perkara tetap bersamamu. Bukan juga perihal memilikimu. Lebih dari itu, ini tentang perasaan yang masih sama, perasaan yang hanya kepadamu saja. Hal yang tidak bisa kurasakan kepada yang lain. Tentang hati yang hanya ingin menaruh segala tentangmu di sana. Tentang ingatan yang tak pernah bersedia melepaskanmu terlalu lama.
Kau bisa mengelak, juga bisa menolak sesukamu. Tidak ada yang salah dengan apa yang kau lakukan. Kau bisa memilih dan melakukan apapun yang kau mau. Tidak ada yang bisa memaksakan memang. Aku juga tidak ingin memaksakan apa-apa. Bahkan jika kau menjauh sekalipun, aku tidak bisa menahanmu. Aku juga tidak akan memohon agar kau tetap tinggal disini, Namun perasaan yang tumbuh dan terus bertambah bukan hal yang bisa kuperbuat semauku. Perasaan itu tetap saja ada, meski bekali-kali aku pun mencoba mengusirnya.
 
Barangkali, itulah salah satu sebab kenapa ada orang yang bertahan bertahun-tahun. Kenapa ada orang yang betah meski tak lagi dibutuhkan. Kenapa ada orang yang tetap ingin menetap meski tak lagi ditatap. Sebab, terkadang cinta lebih kuat dari apapun. Ia bertahan dan tak pernah mau pergi, meski tak juga memiliki.
Ia tetap ingin menjadi ada bahkan pada seseorang yang menganggapnya telah tiada.